Jenis-jenis Hydrant Pemadam Kebakaran

Hydrant Pemadam Kebakaran adalah sebuah alat atau terminal penghubung untuk bantuan darurat saat terjadi kebakaran. Hydrant merupakan koneksi berupa alat yang terdapat di atas tanah yang menyediakan akses pasokan air untuk tujuan memadamkan kebakaran. Biasanya perlindungan api aktif ini disediakan di sebagian wilayah perkotaan, pinggiran kota, dan pedesaan yang memiliki ketersediaan (pasokan) air yang cukup dan memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk menggunakan pasokan air tersebut untuk membantu memadamkan kebakaran.

Sistem ini menggunakan sistem manual, yakni proses pemadaman apinya dilakukan oleh manusia dan tidak otomatis. Meskipun begitu, beberapa komponennya ada yang bisa disetting secara otomatis maupun manual. Seperti komponen hydrant pump yang bisa diatur tekanannya pada control panel. Lalu apa yang membuat sistem fire hydrant lebih unggul dari sistem proteksi kebakaran lainnya? Sistem Hydrant ini dapat mengatasi kebakaran skala besar dan lebih bekerja secara maksimal dibanding sistem proteksi kebakaran lainnya.

Air yang digunakan untuk hydrant dapat bertekanan dan tidak bertekanan. Misalnya air yang bertekanan itu dimana hydrant tersambung dengan pompa dalam menghasilkan tekanan, sedangkan unpressurized (tidak bertekanan) dimana hydrant tersambung secara langsung ke sumber air seperti kolam atau tangki air dengan menggunakan pompa tersendiri.

Pada umumnya, hydrant memiliki satu atau lebih connector (penghubung) selang kebakaran. Jika suplai air bertekanan, maka hydrant juga dilengkapi dengan satu atau lebih katup untuk mengatur aliran air. Dalam rangka menyediakan air yang cukup untuk pemadaman kebakaran, hydrant dianjurkan dapat memberikan debit air minimum 250 galon per menit (945 liter per menit). Air yang di gunakan biasanya diperoleh dari sumur terdekat atau kolam yang mudah di akses. Tetapi hal ini akan sulit dalam proses pemadaman kebakaran untuk tempat yang jangkauannya jauh dari sumber air. Untuk saat ini sudah ada sistem air bawah tanah yang bisa di gunakan sebagai suplay air pada Hydrant.

3 Jenis Hydrant Pemadam Kebakaran

1. Hydrant Halaman

Hydrant halaman, biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant halaman biasanya digunakan oleh mobil pemadam kebakaran untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil Pemadam Kebakaran. Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1735-2000. Terdapat dua macam hydrant halaman yaitu:

a. Hydrant Barel – Basah

Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel basah, hydrant dihubungkan langsung ke sumber air bertekanan. Bagian atas atau barel dari hydrant selalu diisi dengan air, dan tiap-tiap saluran memiliki katup tersendiri dengan batang yang menjorok ke sisi.

b. Hydrant Barel – Kering

Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel kering, hydrant dipisahkan dari sumber air bertekanan oleh katup utama di bagian bawah hydrant di bawah tanah. Bagian atas tetap kering sampai katup utama dibuka dengan menggunakan alat tertentu. Tidak terdapat katup di saluran tempat keluarnya air.

Hydrant dengan tipe barel kering biasanya digunakan pada saat musim dingin dimana suhu bisa turun di bawah 0­oC. Hal ini dilakukan untuk mencegah hydrant dari pembekuan.

Di daerah pedesaan dimana sistem air perkotaan tidak tersedia, hydrant kering digunakan untuk memasok air untuk keperluan pemadaman kebakaran. Hydrant kering dapat dianalogikan sebagai instalasi keran, yang terdiri dari pipa dan keran atau katup yang dipasang secara permanen dimana salah satu dari ujung pipa tersebut terletak di bawah permukaan air danau atau kolam.

2. Hydrant Gedung

Jenis hydrant pemadam kebakaran selanjutnya adalah Hydrant gedung atau biasa disebut dengan hydrant box. Hydrant box adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang menggunakan pasokan air dan dipasang di dalam bangunan atau gedung. Hydrant box biasanya dipasang menempel di dinding dan menggunakan pipa tegak (stand pipe) untuk menghubungkan dengan pipa dalam tanah khusus kebakaran.

Hydrant gedung merupakan sistem proteksi kebakaran yang dipasang di dalam bangunan, dimana sistem dan peralatannya disediakan oleh pemilik atau pengelola bangunan.

Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1745-2000 dan NFPA (National Fire Protection Association). Berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan menjadi :

a. Hydrant Klas I : Menggunakan selang berdiameter 2.5″ dimana penggunaannya diperuntukan untuk tenaga pemadam kebakaran dan orang-orang yang terlatih.

b. Hydrant Klas II : Menggunakan selang berdiameter 1.5″ dimana penggunaannya diperuntukan untuk penghuni gedung dan orang-orang yang belum terlatih.

c. Hydrant Klas III : Menggunakan selang berdiameter 2.5″ dan 1.5″ dimana penggunaannya diperuntukan untuk semua orang berdasarkan kesesuain ketika bencana kebakaran terjadi.

3. Hydrant Kota

Hydrant kota merupakan sistem proteksi kebakaran, dimana hidrant dipasang di sepanjang jalan sebagai prasarana kota dan kebutuhan sunber air dipasok/disediakan oleh PDAM setempat. Dalam hal ini yang harus di perhatikan adalah tempat-tempat yang rawan akan kebakaran, sehingga bisa langsung di atasi jika sudah ada alat-alat pendukung.

Mengapa riksa uji instalasi proteksi kebakaran harus dilakukan? Ada pertimbangan tentang kondisi safety dari instalasi peralatan seperti fire hydrant. Karena dikhawatirkan ada instalasi yang salah. Padahal ini adalah hal yang krusial. Kesalahan tidak dapat ditolerir kalau sudah menyangkut keselamatan.

Riksa uji ini dibutuhkan untuk menjalankan program perawatan pada instalasi fire hydrant, dan alarm kebakaran.Pengujian harus dilakukan secara berkala dan harus dilakukan oleh yang memang profesional di bidangnya dan sudah bersertifikasi. Termasuk dalam hal ini adalah teknisi elektrikal yang mengerti tentang system alarm kebakaran, hydrant.